Minggu, 18 September 2011

Nasakom Termasuk Budaya Bangsa


Banyak orang pobia terhadap nama nasakom, karena disana terdapat unsur komunis, tetapi kalau diselami  lkebih dalam, nasakom sebenarnya merupakan akar budaya bangsa, coba ikut renungkan tulisan ini,..
Sukarno adalah seorang idealis, filosofis, dan spiritualis.
Seorang Idealis artinya dia mempunyai idiologi yang jelas batasannya dan tegas pelaksanaannya.Seorang Filosofis, artinya dia bisa membaca  situasi secara fisikal, maupun metafisk, mempunyai pandangan global, empat dememsi , maksudnya dia bisa membaca dengan mata telanjang apa adanya, dan bisa juga membaca apa yang terjadi dibalik pandangan kasat mata itu, sehingga bisa menentukan  arah  perjalanan bangsa.. Kemudian seorang spirituali, artinya dia bisa menemukan  Tuhan didalam dirinya, sehingga dia tidak merasa takut dengan apapun, dengan siapapun, karena akar ideologinya berada di alam spirit.
Suharto adalah murid Sukarno, dia mewarisi ketiga kretiria tersebut, maka itu keluarnya sp-11 maret bukan  rekayasa pak Harto,  tetapi Bung Karno sudah melihat, kemampuan Suharto.
Banyak jendral senior diatas pak Haro, diantaranya Jendral Nasution, kenapa sp-11 maret dipercayakan kepada seorang kolonel,.? Karena Suharto adalah  murid idealis, filosofis dan spiritualnya sukarno , dia diperintahkan untuk menyelamatkan bangsa, itulah makna sp-11 maret.  Kenapa Suharto membubarkan PKI, karena  secara hukum, pki adalah pembrontak, mereka melakukan kupdeta . Dalam sidang Mahmilub, Suparjo mengatakan “saya masih memegang pasukan, sanggup menghadapi Suharto, tetapi Bungkarno memerintahkan saya untuk meletakkan senjata”  Hal ini menunjukkan Sukarno lebih percaya kepada Suharto dari pada jendral2 lainnya.
Nasakom adalah  ideologi gabungan antara Nasionalisme, Agamawan, dan Komunisme, sama dengan mengabungkan Macan, Beruang dan Singa dalam satu kandang.  Semasih pawangya kuat,  ketiga binatang itu  masih bisa duduk dan makan bersama, walaupun saling memperliatkan taring dan kukunya.
Melihat pawangnya sudah sakit, diperkirakan  sudah mati, beruang mengobrak-abrik  kandangnya, kemudain pawang memanggil muridnya,  dengan sp-11 maret diperintahkan untuk memperbaiki kandangnya.. Murid tidak sekaliber gurunya dapat menjinakkan ketiga binatang buas itu, dia ambil senjata, bruang yang sedang  mengamuk ditembek dengan obat bius,  akibatnya fatal.  Beruang yang sudah koma dicabi-cabik oleh  singa dan macan, terjadilah pembantaian yang tidak terkendali.
Singa dan macan yang sudah kenyang makan daging beruang, duduk manis, kesempatan itu digunakan oleh pawang kecil untuk memperbaiki kandang, makanya didalam kandang sekarang  terdapat dua binatang buas,. Didalam darah macan maupun darah singa  sudah mengalir darah beruang, maka itu sesungguhnya didalam kandang masih ada beruangnya yang tidak nampak,. Lihatlah ideologi komunis ada dalam agama, ada juga pada nasionalis tetapi partainya tidak ada.
Untuk menjinakkan kedua binatang buas itu, pawang masuk kedalam kandang mmakai baju kuning, makanya didalan kandang sekarang terdapat tiga penghuni, yaitu dua binatang buas dan satu pohon beringin.
Setelah pawang kecil mati, pohon beringin  dimakan oleh singa, macan mohon belas kasihan singa agar jangan dikeluarkan dari kandang, maka singa memberikan dia sebuah kursi supaya macan duduk manis. Tinggal tunggu waktu saja, macan akan menjadi bianatang liar hidup berkeliaran diluar kandang, karena tidak lama lagi habitatnya sudah habis, mereka akan punah dimakan zaman.
Sama halnya dengan Panca Sila, Nasakompun digali dari budaya bangsa,  karena  panca sila kalau diperas menjadi  Nsakom, kalau Nasakom diperas menjadia  “Bineka Tunggal Ika”
Mari kita lihat kenyataan yang ada dalam masyarakat kita. Setiap hari jumat, banyak anak2 muda berkumpul diluar mesjid,  cuwek mendengarkan kotbah/doktrin agama,  setelah waktu sembahyang barulah mereka masuk,. Di Bali juga demikian, anak2 muda ngerumpi diluar sementara para pemangku melakukan acara yadnya didalam, setelah acara mebakti barulah mereka msuk.  Gejala apa ini,..? hal ini menunjukkan bahwa  anak2 muda percaya adanya Tuhan, tetapi tidak  percaya kepada doktrin2 agama. Mereka lebih suka mendengarkan kotbah2 moralitas seperti kotbahnya kiayi sejuta umat., dari pada mendengar kotbah2 ortodok membawakan ayat2 zman Jahilih, yag tidak releven dengan zaman sekarang.  Mereka yang masuk partai komunis, bukan mereka itu atheis, mereka orang beragama, percaya kepada Tuhan, tetapi menginginkan kehidupan sosial yang lebih adil dan merata,. Misalnya tuan tanah mempunyai banyak sawah, petani yang mengarap sawahnya hanya mendapatkan sepertiga dari hasilnya, apakah itu adil ? ,. Keadilan itulah yang dperjuangkan oleh pki, kaum buruh yang bekerja  berat gajinya hanya sedikit, majikan goyang kaki, kekayaannya makin menumpuk, itulah tatanan  masyarakat yang tidak adil.  Dari situlah munculnya  slogan kelompok proletar, kelompok marhaen, kelompok tertindas,  yang memperjuangkan keadilan sosial bagi sluruh rakyat indonesia.. Itulah komunis Indonesia, yaitu komunis yang beragama, tetapi memperjuangkan kehidupan sosia yang lebih adil.. Lihatlah para pertani yang berdemo menuntut hak atas tanahnya yang diambil  konglomeret, lihatlah pedagang kecil yang lapaknya dibuang , karena mengangu kenyamanan para konglomeret naik mobil, itulah tatanan masyarakat yang idak adil.
Di negara barat, negara2 yang sudah maju, bahkan dinegara komunis  seperti  Cina dan Rusia ideologi komunuis tidak dipakai lagi, walaupun mereka tetap menyebutkan dirinya negara komunis, tetapi dalam masyarakat sudah berkembang ideologi kapitalis..
Kalau di Indonesia maysrakatnya sudah hidup layak. Tatanan msyarakat sudah adil,  ideologi komunis tanpa diberantas dia akan lenyap.. Demikian pula agama, yang berkiblat kebelakang setelah anak mudanya bisa berpikir realistis dan logis, doktrin agama akan ditinggalkan, agama akan dilindas oleh roda sciences dan moderisasi.
Akhinya nasinalismepun akan lenyap ditelan globalisasi.
Negara2 maju sudah mengibarkan bendera golabalisa,  menentang keras proteksionis, apa artinya ini,..? Nasionalisme negara berkembang, apalagi negara miskin tidak ada artinya,  karena hasil buminya dikelola oleh negara maju, kemudian dipasarkan kembali kepada  penduduk pribumi dengan harga yang ditentukan mereka. Penduduk pribumi seperti mobil, cukup diberi bensin dan oli agar tetap bisa hidup, bisa bekerja menjalankan pabrik2 mereka.
Apakah kekuatan nasionalisme menentang golbalisasi,.? Bukan saja menentang, bahkan kita mengundang mereka datang, karena kita tidak mempunyai kemampun  untuk berdiri.
Korea, Cina, Vitnam, dan India “bangkit”, setuju dengan globalisasi dan menentang proteksionisme karena mereka akan mendapat keuntungan.
Indonesia mendapat keuntungan  berupa lapangan kerja, sama dengan mobil, diberi upah cukup untuk hidup, dan akan terus eperti itu sampai hasil bumi kita habis. Kita tidak mempunyai pilihan lain, kita seperti orang kampung yang kaya, mempunyai uang banyak dipercyakan  kepada orang kota menyimpan uangnya di bank, orang kampung  sudah senang,  bisa hidup enak  tanpa  bekerja.   Di Bali orang ngumpul  kekayaan, sudah banyak uang buat yadnya, yang  biayanya  puluhan sampai ratusan juta.  Orng  Islam ngumpul uang, sudah banyak naik haji. Ada juga orang banyak uang tetapi tidak tahu unuk apa uangnya,, mereka masukkan di bank penipu, akhirnya uangnya habis percuma.
Saya sarankan kepada mereka yang banyak uang, marilah kita bermain,  buat usaha sebagai suatu permainan, santai tetapi serius, buat suatu usaha apapun , jangan takut gagal, karena hidup ini adalah permainan, uang  itu datang dan pergi. Pemikiran yang demikian akan menimbulkan ide-ide bisinis, kemudian akan berkembang menjadi bisinisman. Jangan anak2 didik menjadi kuli, mengharapkan gaji besar tetapi kerja ringan, yaitu pns, atau rame-rame jadi tki. Yang punya uang beli kapal2 penangkap ikan, sebab ikan kita banyak, tetapi diambil orang lain. Hasil hutan diambil negara tetangga, lalu kita menjadi kuli mereka. Mari kita buat pabrik pengolahan kayu di Kaimatan, kupulkan uang2 yng tercecer itu. Mari kita bangkit agar kita tidak menjadi mangsa globalisasi, tetapi kita ikut menjadi pemangsa . Berhenti berpolemik tentang ayat2 masa lalu, mari kita berpolemik tentang ayat2 masa depan.  (madeteling@plasa.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar