Senin, 19 September 2011

Strategi Pemasaran Pariwisata Karimun Sebagai Langkah Progresif Pertahanan Terdepan Indonesia

 Kontribusi Dari Arombai
Thursday, 26 November 2009
Pemutakhiran Terakhir Thursday, 26 November 2009
 Oleh: Burhan Bungin (Peneliti Masalah Branding Destination Indonesia-Malaysia)      PARIWISATA DI INDONESIA DAN
MALAYSIA-SINGAPUR berada di dalam satu kawasan geografis, budaya dan lingkungan demografi, memiliki
kesamaaan bahasa serta memiliki kemiripan cara pandang  tentang dirinya dalam semua aspek kehidupan.  Walaupun
kedua-dua Negara memiliki pengalaman yang berbeda di masa lampau mengenai kolonialisme, namun sejarah
pembinaan kedua-dua Negara telah menghasilkan integrasi suku-suku bangsa didalam kedua-dua Negara yang memiliki
kesamaan majemuk. Di Indonesia memiliki bermacam-macam suku-bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke,
dari Sanger sampai Timor, namun semua suku-bangsa ini dipengaruhi oleh budaya Melayu Nusantara yang sangat
dominan. Sementara itu Malaysia-Singapur yang memiliki kemajemukan suku-bangsa Melayu yang sama dengan
Indonesia serta memiliki komposisi warga Negara India dan Cina yang ramai.
 Dengan latarbelakang yang sama itu, maka disemua aspek pariwisata, di Indonesia maupun di Malaysia-Singapur,
berbagai aspek pariwisata yang di jual juga memiliki kemiripan di antara ketiga-tiga Negara, kesamaan utama dari
pariwisata di ketiga Negara itu adalah pada aspek;  a. Wisata laut dan pantai b. Wisata alam dan view c. Agrowisata
d. Wisata budaya dan heritage e. Wisata belanja  Namun demikian disana-sini terdapat pula perbedaan seperti
umpamanya pariwisata mancanegara yang datang di Indonesia lebih karena alasan tertarik dengan beberapa objek
pariwisata seperti keindahan pulau Bali yang romantik, pulau Lombok yang cantik, karena Gunung Bromo yang eksotik,
taman Laut Bonaken dan Taman Laut Banda yang sangat Indah serta ingin melihat Komodo dan Candi Barobudur yang
spektakuler. Begitu pula wisatawan yang datang ke Bandung karena di sana ada wisata belanja yang ramai dan murah.
Namun wisatawan mancanegara yang datang ke Malaysia-Singapur karena daya tarik Kualalumpur dengan Menara
Petronas yang menjulang tinggi, kehidupan malam di Bukit Bintang yang ramai dengan ramai orang dari berbagai
bangsa di dunia atau karena Kualalumpur dan Malaysia ada Trury Asia.                                                                            
                                                                                                               Alasan lain juga karena kenyamanan dan
keamanan, karena Malaysia-Singapur terkesan lebih aman dan nyaman dengan berbagai macam transportasi publik
sehingga berbagai kota di Malaysia-Singapur lebih tertib dan lancar. Sementara itu Indonesia terkesan tidak aman,
karena beberapa kasus bom pernah terjadi di Jakarta, Bali dan berberapa kota lain. Begitu pula suasana kota-kota besar
di Indonesia yang sesak, padat dengan transportasi publik yang kurang baik dan kurang banyak pilihan.  Melancong ke
ibu kota Malaysia, Kualalumpur memiliki daya tarik tersendiri, karena di sana terdapat berbagai objek wisata yang
jaraknya tidak jauh dari pusat kota. Walaupun Kualalumpur adalah kota metropolitan, namun kota ini tidak terlalu besar
dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu padat, Luas kawasan ibu kota itu sendiri sekitar 244 km persegi dengan
jumlah penduduk diperkirakan 1.8 juta jiwa (http:// wisatakualalumpur.net/), dengan transportasi publik yang lengkap
seperti MRT, Ripit KL, monorel dan lainnya,  yang tidak dijumpai di ibu kota Indonesia, Jakarta. Begitu juga Singapur,
walaupun penduduk sekitar 5 juta namun tersebar disemua kawasan, seperti China Town, Mustafa, Bugis, Orchad, Vivo
dan sebagainya. Begitu pula karena transportasi Singapur mengutamakan MRT yang menggunakan jalur bawah tanah
maka kepadatan lalulintas di atas tanah dapat dikendalikan.   Mari kita lihat Jakarta,  kota metropolitan ini  sangat besar
bila dibandingkan dengan Kualalumpur, luas Jakarta adalah 661,52 km2 dengan jumlah penduduk seramai 8.513.385
juta (Maret 2009). Kota yang terlalu besar dengan transportasi publik yang buruk serta berbagai kasus banjir serta
kemacetan (jump) dimana-mana, menjadi kota yang tidak nyaman untuk di kunjungi. Kualalumpur selain menjadi kota
transit pariwisata Malaysia, juga menjadi destinasi yang menyenangkan, hal ini berbeda dengan Jakarta. Jakarta lebih
banyak menjadi kota transit pariwisata ke Bali, Jogya, Lombok, Maluku, Manado dan Papua. Wisatawan juga dapat
melupakan Jakarta karena mereka dapat terbang langsung ke Denpasar, Biak, Makasar dan sebagainya. Ibu kota
negara menjadi pintu masuk suatu negara. Kondisi ibu kota negara juga menjadi cermin pariwisata suatu negara dan
akan  mempengaruhi wisatawan memilih suatu destinasi negara, sebagaimana di katakan oleh Jeremi , wisatawan dari
Amerika bahwa dia datang ke Malaysia karena Malaysia aman, Kualalumpur aman dan indah. Alasan lain juga karena
semua orang datang di Kualalumpur, maka dia juga datang kesana. Kualumpur telah menjadi kota kosmopolitan yang
dikunjungi oleh jutaan  pelancong dari berbagai bangsa di dunia. Sementara itu Jakarta yang padat dengan kendaraan
menyebabkan macet luar biasa, hal ini menjadi salah satu penghalang utama wisatawan datang ke Jakarta. KONDISI
KUNJUNGAN WISATAWAN KE INDONESIA Secara umum, pariwisata Indonesia mengalami pasang surut sejak tahun
1997 sampai dengan tahun 2008. Data jumlah kunjungan wisatawan luar negeri dari tahun 1997 sampai 2008
mengalami fluktuasi sesuai dengan perkembangan citra Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia menurun
ketika ada isu negatif mengenai keamanan, bencana alam, dan wabah penyakit, kerusuhan 1998, bom di Bali 2002,
tsunami di Aceh 2004, wabah SARS 2003, bom Jakarta 2003, bom di Kedubes Australia 2004, tsunami Aceh 2004,
Avian Flu 2005, bom Bali II 2005, gempa Jogja 2006.  Beberapa peristiwa buruk yang dihadapi pemasaran pelacongan
di Indonesia yakni menyangkut peristiwa global dan issue teorisme yang tidak menguntung yang terjadi dalam tahun
2007-2009 dengan frekwensi yang berulang-ulang seperti;  (1) Krisis Finansial Global (mulai Januari 2008). Dampak
krisis Finansial Global mengubah pola perjalanan dari Long Houl menjadi Medium dan Short Houl; (2)  Wabah Flu Babi
(H1N1) (Pandemi WHO, 11 Juni 2009). Akibat wabah H1N1 menyebabkan ketakutan beberapa wisatawan dari pasarpasar tertentu terjangkit sesama wisatawan ketika dalam  perjalanan (pesawat); (3)  Aksi Teror.  Aksi terror mendorong
beberapa Negara mengeluarkan advisory ke Indonesia (Singapore dan Australia) Jumlah kunjungan wisatawan
meningkat kembali sejalan dengan peningkatan pemasaran, peryebarluasan informasi, diplomasi budaya, kerja sama
www.arombai.com
http://arombai.com/catatan Menggunakan Joomla! Generated: 20 September, 2011, 04:36pariwisata internasional, reputasi baik publik relation, educational tour, penyeberluasan usaha yang kondusif seperti;
keamanan yang tingkatkan, kesehatan masyarakat diperbaiki, perbaikan lingkungan serta penanggulangan bencana
bencana alam. Salah satu perkembangan yang positif dan berhasil terhadap usaha pemasaran pariwisata di Indonesia
pada tahun 2007-2009, bahwa kecenderungan dampak isue keamanan maupun bom tidak berpengaruh terhadap
kunjungan pariwisata di Indonesia. Hal itu terbukti bahwa sepanjang tahun 2007-2008 di Indonesia mengalami
goncangan-goncangan politik karena pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah (PILKADA), namun angka kunjungan ke
Indonesia terus meningkat. Bahkan pada tahun 2008 Indonesia berhasil mendatangkan wisatawan sebanyak 6,5 juta
wisatawan, angka ini tak pernah dicapai Indonesia sepanjang sejarah. Begitu pula ketika bom meletus di Jakarta pada
Juli 2009, tidak menjadikan penghalangan bagi niat wisatawan untuk terus melawat Indonesia.  Berdasarkan data dari
Kominfo-Newsroom, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, 10/8/2009, menyatakan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara  ke Indonesia pada semester pertama tahun 2009 meningkat dibandingkan semester pertama
tahun 2008 lalu.  Pada hal pada tahun 2007, Indonesia hanya meraih jumlah kunjungan pariwisata hanya 5,5 juta.
Menurut Kepala Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan Depbudpar Ir. Wibowo di Gedung Sapta Pesona, Jakarta,
bahwa kunjungan wisatawan cukup signifikan pada tahun 2008 lalu, misalnya kunjungan wisatawan asal Austarlia naik
28,67 persen atau mencapai 215.148 orang, demikian juga dari China, naik 19,36 persen atau sebanyak 164.298 orang.
Dari pertumbuhan cukup tinggi jumlah wisatawan dari Negara-negara lain juga terjadi, misalnya dari Arab Saudi,
Perancis dan Malaysia. Kunjungan wisatawan dari Arab Saudi pada periode yang sama Januari-Juni 2009 sebanyak
20.435 orang atau naik 39,88 persen disbanding semester pertama tahun lalu, sedangkan dari Perancis dan Malaysia
masing-masing sebanyak 61.605 orang dan 388.999 orang atau naik sebesar 28 persen dan 20,69 persen dibanding
tahun lalu. Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada semester I
2009 mencapai 2.965.472 orang atau naik 2,17 persen dibandingan periode yang sama tahun 2008 lalu sebanyak
2.902.604 orang. Khusus jumlah kunjungan wisatawan bulan Juni 2009 mencapai 550.582 orang atau mengalami
kenaikan sebesar 4,067 persen dibanding bulan yang sama tahun 2008 sebanyak 529.064 orang
(http://www.depkominfo.go.id/2009/08/10/kunjungan-wisatawan-mancanegara-ke-indonesia-naik/).  Keberhasilan
pariwisata Indonesia pada tahun  2008 tidak hanya pada angka kunjungan wisatawan, namun pada perolehan devisa
yang mencapai US$ 7,57 telah memecahkan rekor perolehan devisa tertinggi Indonesia selama ini. Pada Tahun 2008
lalu, para wisman yang berbelanja menghabiskan US$ 1.178 per orang. Menurut Menteri Budaya dan Pariwisata
Indonesia,  pencapaian devisa tahun 2008 tidak lepas dari 2 hal, yaitu; melonjaknya kunjungan wisman dan juga
pengeluaran belanja mereka (http://hmgf-ugm.org/index.php/news-art/13-viy-2009.html). Direktur Promosi Dalam Negeri,
Depbudpar, Fathul Bahri mengatakan, tiga peristiwa besar, yakni krisis finansial global, menyebarnya wabah flu babi
H1N1, dan peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta tidak berpengaruh besar terhadap jumlah
kunjungan wisatawan ke Indonesia. Pasca bom di Mega Kuningan Jakarta, penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke
Jakarta hanya sebesar lima persen untuk periode Juli-Agustus 2009. Namun itu tidak diikuti dengan penurunan untuk
destinasi wisata lain, misalnya Bali dan Lombok (http://www. depkominfo.go.id/2009/ 08/10/kunjungan-wisatawanmancanegara-ke-indonesia-naik/).  Secara umum keberhasilan lawatan ke Indonesia disebabkan karena pada tahun
2007, pemerintah, daerah, swasta, masyarakat telah bekerja keras dalam memperbaiki citra pariwisata Indonesia.
Namun secara khusus keberhasilan pariwisata Indonesia  pada tahun 2008 diduga karena beberapa hal, terutama
karena terlaksananya peningkatan kegiatan pemasaran pariwisata Indonesia dan peran pihak terkait seperti;
1. Dilaksanakannya Visit Indonesia Year 2008 dengan lebih dari 74 events di seluruh Indonesia; 2. Terlaksananya lebih
523 event domestik dan 249 event internasional MICE; 3. Bertambahnya penerbangan menuju Indonesia dari Singapura,
Kuala Lumpur, Seoul, Perth, Brisbane, Melbourne, Sydney, Hong Kong, Vladivostok, Teheran, Chennai; 4. Terjadi
peningkatan reservasi lebih besar 40% dari Australia; 5. Peran aktif perwakilan Rl di luar negeri. 6. Adanya perubahan
strategi pemasaran  3 bulan di akhir tahun 2008, seperti pada tabel 2 di atas karena adanya isue-isue global dan
keamanan di Indonesia.   MENYIAPAN USAHA-PRODUK PARIWISATA KABUPATEN KARIMUN  Karimun memiliki
potensi pariwisata yang cukup banyak yang dapat dikembangkan dan menjadi daya tarik pariwisata Kabupaten Karimun.
Potensi Pariwisata Karimun itu seperti: 1. Membuat even olah raga laut tradisional dengan menampilkan perahu-perahu
tradisional Melayu dan mengikutsertakan daerah-daerah disekitar Karimun seperti Pekan Baru, Batam, Bintan, Johor
dan Singapur. 2. Menggalakan even wisata kuriner dengan melibatkan daerah-daerah lain di sekitar dan Malaysia serta
Singapur. 3. Menggalakan even-even kesenian tradisional Melayu atau Multi-Etnik di Karimun dengan melibatkan
Malaysia dan Singapur. 4. Mengoptimalkan pariwisata pantai sebagai produk unggulan kunjungan di Karimun.
5. Membuat paket-paket wisata memancing dengan membuat even memancing tingkat nasional atau internasional.
6. Membuat paket-paket wisata sejarah dengan memanfaatkan kota lama dan tarnportasi tradisional di Karimun sebagai
obyek utama. 7. Membuat paket-paket wisata agro dengan memanfaatkan potensi hutan di pulau-pulau sekitar Karimun.
8. Membuat paket-paket wisata pendidikan dengan menjadikan Karimun atau pulau-pulau sekitar Karimun sebagai lokasi
riset untuk pelajar dan mahasiswa dari Malaysia dan Singapur. 9. Membuat paket-paket pentukaran pelajar dan
mahasiswa antara Karimun, Malaysia dan Singapur dengan sebanyak-banyaknya mengundang pelajar asing datang ke
Karimun. 10. Membuat paket-paket petualangan dengan memanfaatkan hutan dan rawa yang cukup banyak ada di
Kabupaten Karimun. 11. Mendukung usaha-usaha UKM untuk menciptakan sebanyak mungkin Souvenir dan handycraft
khas Karimun sebagai cendramata yang dapat di jual kepada wisatawan. 12. Mendorong sebanyak mungkin tumbuhnya
UKM-UKM di bidang pariwisata dan dapat berpartisipati dengan pemerintah di dalam pengembangan wisata di Karimun.
 MENYIAPKAN STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA KARIMUN   1. Grand Strategy Strategi ini dimaksud bahwa
pada tingkat nasional, pariwisata Indonesia telah memiliki grand strategy yaitu struktur atau kerangka utama
pengembangan pemasaran yang termuat dalam Rencana Pembangun Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana
Pembanguan Jangka Panjang (RPJP), yang kemudian telah dirinci kembali kedalam Rencana Strategi (RENSTRA) dan
kemudian disusun secara lebih terpertinci lagi didalam Strategi Pemasaran Palancongan Indonesia. Grand Strategy ini
www.arombai.com
http://arombai.com/catatan Menggunakan Joomla! Generated: 20 September, 2011, 04:36menjadi Kerangka Umum Pembangungun Pariwisata di Indonesia yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia secara
berkesinambungan. Jadi strategi pemasaran pariwisata Karimun harus mengacu kepada grand strategy ini sebagai
kerangka umumnya.    2. Pull dan Push Strategy   (a) Pull Strategy Pull Strategy adalah strategi pemasaran yang
mempunyai  tujuan menarik konsumen secara langsung dari pasar dengan meningkatkan kesadaran dan keingingan
untuk berkunjung ke Indonesia. Tujuannya adalah agar ada peningkatan kesadaran produk pariwisata dan keingginan
berkunjung ke Indonesia, dengan strategi ini diharapkan dapat memantapkan posisi Karimun sebagai destinasi pilihan
wisatawan Malaysia-Singapur, maupun wisatawan internasional lainnya. Untuk dapat lebih efektif maka strategi ini lebih
condong menggunakan media elektronik dan cetak lokal dan disesuaikan dengan statistik musim kunjungan. Sebagai
contoh, agar wisatawan Singapura  dan Malaysia,  langsung dapat berkunjung ke Indonesia perlu diadakan pemasangan
iklan sebelum liburan sekolah dan liburan panjang.  (b) Push Strategy Strategi ini bertujuan mendorong industri pariwisata
di dalam dan luar negeri Karimun untuk mengadakan pengenalan dan penjualan produk pariwisata Karimun. Pemda
Karimun memfasilitasi industri dalam dan luar negeri untuk mengadakan pertemuan bisnis, pengadaan bahan promosi,
kerjasama promosi, dan kemudahan lain untuk mendatangkan wisatawan ke Karimun. Push Strategy digunakan karena
anggaran pemasaran terbatas, sehingga iklan di media masa elektronik dan cetak diminimalkan. Sebagai gantinya maka
pemasaran pariwisata lebih intensif mengadakan atau mengikuti bursa pariwisata (event), travel fair dan sejenisnya di
luar negeri. Pemda Karimun juga bekerja sama dengan pihak swasta dalam pembuatan bahan-bahan promosi berupa
VCD,DVD, calendar event, tourist map, booklet, leaflet, travel planner, travel news, infosheet, kit, baliho. Untuk
meningkatkan citra destinasi di Karimun, maka Pemda Karimun mendorong pembentukan paket wisata seperti
educational tour yang diikuti oleh tour operator, penulis, wartawan, tokoh, selebrity dari Malaysia-Singapur.     3. Strategi
Penetrasi  Pemda Karimun  juga dapat menggunakan beberapa strategi penetrasi pemasaran pariwisata dengan prinsip
dana kecil dampak besar (low budget high impact). Strategi pemasaran pariwisata ini tujuannya untuk memanfaatkan
kemampuan pariwisata Karimun yang sudah ada saat ini, agar lebih bermanfaat bagi pemasaran pariwisata. Strategi ini
dilaksanakan dengan beberapa tujuan:  (a) Produk Lama Segmen Baru Strategi ini digunakan apabila produk pariwisata
belum dikenal atau masih baru, stakeholders dapat menggunakan strategi penerobosan pasar, seperti umpamanya,
penawaran produk yang semula hanya untuk laki-laki dipromosikan untuk wisatawan perempuan terutama kepada pasar
Singapura, Malaysia, Filipina misalnya paket wisata belanja, kuliner, spa.   (b) Produk Lama Kegunaan dan Kemasan
Baru  Strategi ini digunakan pada  produk yang cukup dikenal, dengan demikian pemda Karimun  dan swasta di Karimun
dapat memilih: Pertama: Membuat kemasan dengan menggali cerita misalnya tentang spa tradisional Karimun sebagai
warisan leluhur, bila dilakukan rutin dapat mengurangi resiko stress dan menjaga kesehatan keluarga, tidak hanya ibu
rumah tangga tetapi anak dan bapak. Kemudian, pemasar mengkomunikasikan kepada konsumen. Kedua: Mengemas
dan menyebarkan cerita berbagai legenda yang ada di Karimun seperti nama pulau Moro, Pulau Kundur, dan Pulau
Urung sebagai pulau-pulau yang pernah di singgahi oleh Raja Majapahit, karena itu kedua pulau ini memiliki penduduk
keturunan Jawa. Atau menyebar legenda tentang angkutan Tradisional Karimun sebagai angkutan masyarakat yang
telah berumur ratusan tahun, memiliki cerita dan sejarah yang berkaitan dengan tradisi-tradisi bangsa Melayu di
Malaysia, Singapur dan Pekan Baru. Dapat pula dikemas cerita mengenai legenda kota lama Karimun, sebagai  kota
Bajak Laut ratusan tahun lalu, dimana tempat itu menjadi tempat pertemuan bajak-bajak laut di Selat Malaka dan
sebagainya.  (c) Membentuk dan Medukung Komunitas Strategi ini ditujukan untuk memperkuat  citra  dengan testimonial
antar komunitas tertentu. Strategi ini juga dapat dilakukan dengan cara. Pertama: mendukung komunitas kekerabatan
atau keluarga dengan mengkomunikasikan testimoni kunjungan ke Karimun misalnya testimoni Karimun adalah destinasi
yang ama, nyaman, murah, ramah, bersih. Kedua: mendukung atau membentuk komunitas blog di internet dengan
testimoni tentang destinasi Karimun; ketiga: mendukung atau kerja sama dengan asosiasi, kelompok, organisasi non
profit lain terkait berbagai bidang seperti ahli arkeologi, ahli biologi, ahli lingkungan, ahli kesehatan yang memilih
Karimun sebagai likasi-lokasi riset mereka.  4. Strategi Pemasaran Gerilya Karena dana pemasaran kecil, maka
dilancarkan serangan kecil dan terputus-putus pada berbagai wilayah pasar pesaing dengan tujuan memperoleh tempat
berpijak yang tepat bagi produk pariwisata Karimun. Strategi ini meliputi pembuatan paket-paket wisata pendek,
pemotongan harga paket wisata selektif, mengganggu diversifikasi produk pesaing, kejutan promosi intensif, misalnya;
Pertama: gerilya beruntun dengan promosi paket-paket kunjungan pendek ke Karimun    dan     harga    diskon     untuk
paket wisata, undian tiket penerbangan/ kapal  gratis, hotel gratis, lucky drow di beberapa lokasi pasar pesaing di
Singapura, Johor, Kuala lumpur; Kedua: mendukung travel agen lokal, perusahaan kapal ferry untuk menjual produk
pariwisata Karimun.  5. Horizontal Marketing Horizontal marketing atau New-Wave Marketing dapat dilaksanakan dengan
pendekatan vertical above the line dan below the line menuju pendekatan horizontal offline dan online. Offline,
mendekati komunitas untuk membuat kesaksian tentang destinasi Karimun. Online menggunakan teknologi informasi,
komunitas internet misalnya blog, facebook, maillist, memberikan cerita atau kesaksian tentang  Karimun. Dalam suatu
komunitas online internet biasanya mempunyai anggota dengan ketertarikan dan kepentingan yang sama seperti gaya
hidup, hoby, spiritual. Apabila ada seorang anggota maillist atau facebook menyampaikan testimony tentang
pengalaman berwisata ke Karimun maka informasi ini akan mempunyai dampak berganda karena para anggota
komunitas akan meneruskan testimoni tersebut kepada temannya atau kepada komunitas lainnya lagi, sehingga dapat
terjadi interaksi antar anggota bahkan antar komunitas.   6. Koordinasi Pemasaran pada Tingkat  Nasional, Daerah dan
Kecamatan  Pariwisata memerlukan koordinasi yang baik baik pada tingkat nasional maupun daerah, bahkan pada
tingkat kecamatan. Di tingkat nasional, Depbugpar menyediakan bantuan even pariwisata cukup besar dalam bentuk
bantuan produk-produk promosi. Daerah manapun di Indonesia yang memiliki kalender wisata dapat memanfaatkan
bantuan ini. Di tingkat daerah, propinsi dan kabupaten/kota juga perlu berkoordinasi disetiap even pariwisata agar
kegiatan pemasaran wisata tidak terkendala hal-hal yang bersifat birokratis. Yang paling penting adalah bagaimana
setiap daerah (kabupaten/kota) memiliki kalender wisata yang terkoneksi dengan agen-agen perjalanan, agen pesawat
terbang, agen kapal laut, hotel, restoran dan perusahaan penyediaan guide wisata. Pada tingkat kecamatan yang
www.arombai.com
http://arombai.com/catatan Menggunakan Joomla! Generated: 20 September, 2011, 04:36terpenting adalah bagaimana aparat menyiapkan kesiapan masyarakat menerima kunjungan-kunjungan wisatawan dan
pemeliharaan fasilitas publik, masalah kebersihan dan kesehatan tempat-tempat publik. Terlebih lagi bagaimana
pemerintah dan LSM menyiapkan masyarakat bersikap ramah, senyum dan melayani setiap wisatawan agar wisatawan
merasa nyaman berada di Kabupaten Karimun.    7. Program Pemasaran Terpadu Pemerintah Kabupaten Karimun
bertindak menjadi operator bagi travel agen dan tour operator di Karimun dalam hal memasarkan produk-produk
pariwisata. Pemda Karimun memadukan semua kepentingan agar memiliki kekuatan menghadapi pasar global
pariwisata, agar persaingan diantara tour operator dan travel agen menjadi energi positif didalam memasarkan dan
mengembangkan pariwisata di Karimun.     KEKUATAN PARIWISATA DAN KEKUATAN NEGARA  Kekuatan baru
dalam mempertahankan Negara pada abad 21 adalah dengan cara memperkuat ekonomi negara. Sumberdaya ekonomi
terbasar suatu Negara selain sumberdaya energi alam, adalah sumberdaya budaya, kekayaan intelektual, warisan
budaya, yang secara umum  dapat dikemas menjadi objek pariwisata. Menjelang akhir abad 21, telah terbukti bahwa
beberapa Negara di dunia ini dapat menjadi Negara kaya karena memanjual energi non oil seperti pariwisata. Destinasidestinasi terkenal di dunia yang menjadi sumber devisa negaranya seperti Bali, Roma, Mekah-Medina, Kualalumpur,
Karibia, Singapur, adalah contoh bahwa pariwisata adalah sumber devisa utama Negara non oil yang dapat dieksploitasi
tanpa batas. Malaysia umpamanya, dapat mengeksploitasi habis-habisan kekayaan wisatanya sehingga menjadi sumber
devisa utama bagi Malaysia. Di Malaysia, orang berjalan di sungai saja menjadi obyek wisata yang dipromosi dan jual
kepada wisatawan. Mereka mampu menjual apa saja yang bisa mereka promosikan sebagai obyek wisata. Dengan
pariwisata yang kuat, maka Negara akan kuat karena memiliki citra yang kuat sebagai destinasi yang indah, damai dan
nyaman untuk di kunjungi semua orang di dunia. Selanjutnya dengan pariwisata yang kuat maka kekuatan ekonomi
Negara menjadi kuat, sehingga secara langsung dapat mempertahankan Negara dari berbagai kekuatan negative dari
dalam dan luar negeri. Kabupaten Karimun adalah kabupaten yang strategis dalam memperhatahankan Negara
Indonesia karena posisinya ditepi Indonesia dan berhadapan dengan Malaysia-Singapur. Karena itu mendorong
pengembangan pariwisata Karimun adalah kekuatan utama untuk mempertahankan Negara Indonesia dari pengaruhpengaruh negativ kekuatan asing. Secara teori, bahwa pariwisata adalah suatu potensi yang dapat dikembangkan
dengan pencitraan. Suatu destinasi adalah realitas pencitraan yang dibangun berdasarkan potensi-potensi yang ada
pada destinasi itu. Jadi Kabupaten Karimun akan memiliki pariwisata yang sangat menarik apabila di citrakan sebagai
destinasi yang indah, menawan dan tak terlupakan apabila pencitraan itu disiapkan serta di konstruksi kepada pasar
wisata di dunia. Citra karimun sebagai destinasi yang menawan dan eksotik menjadi kekuatan utama Indonesia untuk
mendatangkan devisa sekaligus menjadi faktor dominan di dalam menangkal dominasi Malaysia-Singapur di kawasan
Selat Malaka.
    Kepustakaan:  
Oka A. Yoeti, Ekonomi Pariwisata, Jakarta: Kompas; 2008
Francois Vellas dan Lionel Becherel, Pemasaran Pariwisata International, Jakarta: Yayasan Obor, 2008
LS Sya, Branding Malaysia, Selangor; Oak Enterprise, 2005
Nigel Margon, Destination Branding, Boston; Elsevier, 2007
Bill Baker, Destination Branding for Small Cities, Origon; Creative Leap Book, 2007        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar